Jum'at, 02 Mei 2025 10:34 WIB
Jum'at, 02 Mei 2025 10:34 WIB
Pekanbaru (02/05/2025) - "Karena masa depan ditulis oleh tangan-tangan yang terdidik." Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional, momen penting untuk merefleksikan perjalanan dan tantangan dunia pendidikan kita. Hari ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah fondasi utama dalam membentuk masa depan bangsa.
Mengapa 2 Mei Dipilih sebagai Hari Pendidikan Nasional?
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan setiap 2 Mei sebagai bentuk penghormatan kepada Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Tanggal ini adalah hari kelahiran beliau pada 2 Mei 1889. Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan yang merata dan inklusif untuk seluruh rakyat Indonesia. Melalui pendirian Taman Siswa pada tahun 1922, beliau membuka akses pendidikan bagi semua kalangan, terutama masyarakat pribumi yang sebelumnya terpinggirkan dalam sistem kolonial.
Semboyan legendaris beliau,
"Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani"
(yang berarti: di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, dari belakang memberi dorongan)
hingga kini masih menjadi filosofi dasar dalam pendidikan Indonesia.
Makna Hari Pendidikan di Era Modern
Saat ini, pendidikan di Indonesia mengalami transformasi besar, namun tetap menghadapi berbagai tantangan. Beberapa isu utama yang masih menjadi perhatian adalah:
Kesenjangan pendidikan antar daerah, terutama antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Kualitas dan pemerataan guru, yang belum merata di seluruh pelosok negeri.
Keterbatasan fasilitas belajar, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Namun di sisi lain, kemajuan teknologi memberi angin segar. E-learning, internet, dan berbagai platform pembelajaran digital kini memungkinkan proses belajar dilakukan dari mana saja. Ini membuka peluang besar, terutama di masa pasca-pandemi. Sayangnya, akses internet yang belum merata masih menjadi hambatan nyata bagi sebagian siswa.
Pendidikan juga semakin menekankan pada pendidikan karakter dan soft skill, tidak hanya mengejar nilai akademis, tetapi juga membentuk manusia yang berintegritas, kreatif, dan mampu beradaptasi dalam kehidupan nyata.
Fakta Unik Seputar Pendidikan di Indonesia
Pendidikan Kolonial yang Diskriminatif
Di masa penjajahan Belanda, pendidikan untuk pribumi sangat terbatas. Mereka hanya diajarkan keterampilan dasar untuk pekerjaan rendahan, seperti juru tulis. Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai nasionalisme baru tumbuh di masa pergerakan dan kemerdekaan.
Kurikulum Merdeka
Inovasi terbaru dalam sistem pendidikan Indonesia adalah Kurikulum Merdeka, yang memberikan kebebasan lebih besar bagi siswa dalam memilih materi pembelajaran sesuai minat dan bakat mereka.
Pendidikan Inklusif Semakin Berkembang
Sekarang, semakin banyak sekolah reguler yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus, sejalan dengan semangat pendidikan untuk semua.
"Pendidikan bukan persiapan untuk hidup, tetapi pendidikan adalah hidup itu sendiri."
– John Dewey
Penulis: Karina | Editor: Fuad Fadhillah